Hidangan Ramadan Khas di Palestina
DI seluruh dunia, ratusan juta umat Muslim
sedang berpuasa, mulai dari matahari terbit hingga terbenam. Setiap
negara mempunyai tradisi menu Ramadan, seperti halnya Palestina.
Di Palestina, hampir semua keluarga selalu mempersiapkan makanan hangat, makan malam, serta makanan yang meriah. "Ramadan merupakan suatu rutinitas yang berkaitan dengan perubahan besar," kata Jihad Outteneh, warga Palestina di Yerusalem, yang sedang memasak untuk delapan anggota keluarganya.
Untuk kulinernya, mereka memilih sayuran, seperti tomat dan mentimun kecil, biasanya dibuat salad Timur Tengah yang juga diberi daun mint, daun ketumbar, serta lemon dengan penambah rempah-rempah. Sajian salad lainnya diberi daun selada.
"Selama Ramadan, tentunya Anda merasa ingin membuat makanan dengan rasa berbeda karena momen ini begitu lama dinantikan,” kata Jihad, seperti dilansir Npr, Senin (22/7/2013).
Perempuan yang lahir di Yerusalem inipun selalu mempersiapkan sajian untuk berbuka puasa, seperti menu daging ayam, kembang kol, dan nasi. Dan, sebagai hidangan utama ada maqluba. Ada pula kenari, keju manis, dan pancake untuk qatayef. Tak ketinggalan, dessert pangsit sebagai pengobat kuliner Ramadan. Sementara untuk minumannya, ada carob yang dibuat sendiri lalu disimpan dalam kulkas sebelum dihidangkan.
Tradisi menu Ramadan selalu dinikmati bersama keluarga. Di keluarga Jihad, misalnya, dia mengolah ayam; Amani, putrinya, memotong tomat; sementara adiknya, Hiba, menuangkan yoghurt ke dalam mangkuk.
Kebiasaan memasak bersama keluarga ini kerap dilakukan hingga sebelum matahari tenggelam. Sementara, kaum perempuan mempersiapkan makanan, kaum pria membaca Al Quran.
Ketika masakan sudah selesai, saatnya menyalakan radio. Radio berfungsi untuk mengetahui adakah adzan telah berkumandang. Lalu, meja makan diatur dan makanan ditaruh ke piring saji. Tak lupa salad dan minuman dari lemari es.
Di Palestina, hampir semua keluarga selalu mempersiapkan makanan hangat, makan malam, serta makanan yang meriah. "Ramadan merupakan suatu rutinitas yang berkaitan dengan perubahan besar," kata Jihad Outteneh, warga Palestina di Yerusalem, yang sedang memasak untuk delapan anggota keluarganya.
Untuk kulinernya, mereka memilih sayuran, seperti tomat dan mentimun kecil, biasanya dibuat salad Timur Tengah yang juga diberi daun mint, daun ketumbar, serta lemon dengan penambah rempah-rempah. Sajian salad lainnya diberi daun selada.
"Selama Ramadan, tentunya Anda merasa ingin membuat makanan dengan rasa berbeda karena momen ini begitu lama dinantikan,” kata Jihad, seperti dilansir Npr, Senin (22/7/2013).
Perempuan yang lahir di Yerusalem inipun selalu mempersiapkan sajian untuk berbuka puasa, seperti menu daging ayam, kembang kol, dan nasi. Dan, sebagai hidangan utama ada maqluba. Ada pula kenari, keju manis, dan pancake untuk qatayef. Tak ketinggalan, dessert pangsit sebagai pengobat kuliner Ramadan. Sementara untuk minumannya, ada carob yang dibuat sendiri lalu disimpan dalam kulkas sebelum dihidangkan.
Tradisi menu Ramadan selalu dinikmati bersama keluarga. Di keluarga Jihad, misalnya, dia mengolah ayam; Amani, putrinya, memotong tomat; sementara adiknya, Hiba, menuangkan yoghurt ke dalam mangkuk.
Kebiasaan memasak bersama keluarga ini kerap dilakukan hingga sebelum matahari tenggelam. Sementara, kaum perempuan mempersiapkan makanan, kaum pria membaca Al Quran.
Ketika masakan sudah selesai, saatnya menyalakan radio. Radio berfungsi untuk mengetahui adakah adzan telah berkumandang. Lalu, meja makan diatur dan makanan ditaruh ke piring saji. Tak lupa salad dan minuman dari lemari es.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar